Bankir Berikan Masukan Terkait RUU Perbankan

03-12-2012 / KOMISI XI

Kalangan Perbankan mengharapkan RUU Perbankan dapat mendorong pembiayaan bagi kredit UMKM sehingga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Kita mengharapkan pembiayaan bisa sampai ke seluruh pelosok negeri, disisi lain, kebijakan BI juga sudah mendorong Bank di Indonesia untuk membuat pengaturan minimum kredit UMKM berjenjang sebesar 20 persen,"ujar Ekonom dari ISEI Mirza Adityaswara, saat diminta tanggapannya terkait RUU Perbankan, di Gedung Nusantara I, Senin, (3/12).

selain itu, lanjutnya, karena mengelola dana masyarakatPerbankan perlu dikontrol khusus pemberian kredit. pasalnya, pemberian kredit bila berlebihan maka akan terjadi bubble dan pertumbuhan menjadi tidak sustainable. "Karena itu laju kredit harus ada kontrol yang jelas,"katanya.

Yang utama, paparnya, perlu dikontrol non trading activities artinya perlu kebijakan resolusi Bank bila bermasalah saat krisis ekonomi nantinya. Sementara khusus OJK, lanjut Mirza, OJK itu mengambil alih fungsi pengawasan di BI dan Bapepam.

"Apabila ada krisis siapa yang jadi BPPN, LPS wewenangnya tidak sebesar BPPN, hanya sebagian wewenangnya saja. LPS hanya merekap Bank saja tidak bisa mengambil alih aset debitur, karena itu perlu dipikirkan apakah perlu dikasih wewenang bagi LPS atau tidak di dalam RUU Perbankan ini,"paparnya.

Terkait rendahnya kredit Perbankan bagi UMKM, lanjutnya, Bank kecil memang tidak memiliki aset pasar surat utang, sehingga cost of fund bank kecil jadi tinggi, "Jadi saatnya konsolidasi Perbankan, karena suplai kredit UMKM masih rendah,"ujarnya.

Sementara ekonom Fauzi Ichsan mengatakan, kita mengharapkan funding cost perbankan dapat menurun. apabila cost menurun maka kredit perbankan akan semakin meningkat. "Bank besar funding cost rendah, karena dana masyarakat bisa diparkir di SBN, sementara bank kecil tinggi, perlu dipikirikan bagaimana kita dapat menekan funding cost Perbankan,"ujarnya.

Apakah kredit harus diatur dengan praturan untuk meningkatkan sektor real, Fauzi menjelaskan memang disatu sisi bisa saja dapat menurunkan loan untuk UMKM, namun jika perbankan digenjot dan NPL naik siapa yang disalahkan. "Memang ada pergeseran wacana paska krismon prioritas perbankan jadi pruden, transparan, ketat kemudian NPL bisa ditekan. Wacana bergeser agar perbankan mendorong kredit ke sektor real,"tandasnya. (si)foto:wy/parle

BERITA TERKAIT
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...
Komisi XI Minta BI Lakukan Sosialisasi Masif Penggunaan ID Payment
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Batam-Komisi XI DPR RI menyoroti isu Payment ID yang belakangan menuai polemik di tengah masyarakat. Polemik tersebut terjadi lantaran...
PPATK Jangan Asal Blokir Rekening Masyarakat
13-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Pemblokiran puluhan juta rekening oleh Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) menimbulkan polemik. Diberitakan di berbagai...